Duhai bidadariku

Duhai Ukhtiku,

Pernahkah terlintas dalam hatimu ya ukhti, saudariku muslimah untuk menjadi bidadari di dunia dan di akhirat nanti? Pernahkah kau membayangkan betapa cantik dan anggunnya ia, menjadi simpanan hamba-hamba Allah yang shalih dan bertakwa? Pernahkah engkau mengangankannya? Pernahkah engkau mengimpikannya? Tidakkah hatimu tergerak untuk segera meraihnya? Sesungguhnya bidadari dunia adalah ia para wanita yang shalihah, memurnikan ibadah hanya untuk-Nya semata, hatinya selalu takut dan terikat dengan rabb-Nya, mentaati-Nya dalam keadaan sendirian ataupun dihadapan banyak manusia. Sosok yang merindukan keredhaan Allah dan rasul-Nya.


Selalu terbayang dalam pelupuk matanya syurga yang dijanjikan Allah menantinya dari pintu manapun ia suka, ia bisa memasukinya. Wanita solehah itu, auratnya sentiasa dijaga, pergaulannya dipagari ibarat mawar berduri. Ia punya malu sebagai pengikat diri, malunya bertempat tidak pada menyatakan yang hak. Indahnya seindah hiasan duniawi. Hatinya selalu menimbang dengan timbangan akhirat sehingga segala urusan dunia yang bertentangan dengan syariat Allah dan Rasul-Nya akan mudah ia singkirkan dan tinggalkan.


Wahai Mutiaraku,

Keayuan bakal bidadari itu tidak terletak pada cantiknya wajah. Kemanisannya bukanlah pada kemanjaannya dan manisnya bicara menggoncang iman yang bukan muhrimnya. Tidak pula indahnya ia terpandang dari bijaknya memujuk rayu..Tidak sama sekali kepetahannya pada perihal insan lain mahupun pada barang kemas. Tapi, langsung terjurus pada perjuangan meningkatkan martabat agama. Tidak dibangga dengan cantiknya luaran, kerna yakinnya ia nanti kan lapuk ditelan zaman. Tetapi kecantikan dalaman yang dipeliharanya, dibajai dan disirami dengan ketakwaan agar sentiasa meraih rahmat Ilahi. Tidak berbangga ia dengan ilmunya, kerna dia arif ada yang bijak darinya. Tidak pula ia bersedih dengan kekurangannya, kerna tahu ada yang malang darinya. Tidak pula ia risau akan jodohnya, kerna yakin muslimin yang soleh akan pasti mengerti menilai kecantikan dari ketakwaan.


Duhai betapa elok dan indah akhlaknya, bila ia belum bersuami maka ia gigih berbakti kepada kedua orang tuanya lah ladang amalnya memanfaatkan kesempatan yang berharga ini dengan berusaha mendapatkan keredhaan dari keduanya. Bila ia telah bersuami maka bersemangatlah hatinya untuk berbakti kepada suaminya, menemani sang suami dalam keadaan suka dan duka, mendidik anak-anaknya agar mereka berjalan di atas sunnah dan manhaj yang benar yaitu manhaj salafuna shalih. Berani meluruskan suami apabila ia bersalah dengan bahasa yang lembut dan bersabar atas kekurangannya. Membantu suami dalam mentaati Rabb-Nya, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan hamba-Nya. Jika engkau bersabar dan istiqamah maka insya Allah engkau akan menjadi penghuni syurga yang cantik jelita itu.



Aduhai permataku,Janganlah engkau resah dan gundah, merasa kecewa hatimu kerana melihat sulitnya jalan untuk meraih kesana. Jalan itu akan mudah engkau tuju apabila engkau memohon pertolongan-Nya dalam setiap hela nafasmu. Sehingga segala tindak tandukmu selalu dalam bimbingan-Nya.Dan, renungkanlah apabila engkau berhasil mencapai predikat wanita shalihah (bidadari dunia) semua adalah kerana dari Rabbmu semata, bersyukurlah atas nikmat ini dan janganlah sekali-kali engkau takabbur. Ingatlah selalu firman-Nya :


”Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah” (QS.Huud : 88)

.Semoga Allah memberkatimu dan memberkati kita semua wanita-wanita muslimah diatas muka bumi ini yang bercita-cita ingin menjadi bidadari-bidadari diatas dunia ini dan tentu saja di akhirat nanti, Insya Allah.

Comments

Popular posts from this blog

Dengan Siapa Saya Wajib Berhijab Dan Bersalam?

Why Perempuan Kena Wawen Dengan Engineer?

:: Apa Salahnya Perempuan Tak Pandai Masak? ::